Selamat datang para jones yang haus akan cerita baper ^^

Jul 23, 2016

Pagi dan Senja

Perkenalkan, namaku Pagi. Pagi yang hangat, dan selalu penuh semangat. Begitu Senja menyebutku, kekasihku diujung hari.

Aku dan Senja jarang sekali bertemu, kami dipisahkan oleh waktu. Diam-diam kami bertukar pesan melalui gumpalan awan putih yang tak sengaja lewat.

Namun..

Sudah sewindu lalu, pesanku tak kunjung dibalas oleh Senja. Kemana perginya Senja?Kenapa ia pergi begitu saja? Resah akan penantian. Aku rindu pada Senja, hangat tubuhnya, dan rona jingga pipinya.

Lalu, aku dapat kabar burung bahwa ia telah pergi, dibawa oleh malam.

Semenjak Senja pergi, suhu tubuhku sedingin subuh, tak lagi hangat seperti dulu. Kadang ketika aku terlalu rindu, aku menangis ditemani Langit. Langitlah yang menutupi kalutku dengan hujan. Agar Tuhan tak melihat kesedihanku.

Langit menjadi temanku, ia menemaniku menunggu Senja. Terkadang ia menghiburku dengan lengkungan indah warna warni yang ia sebut pelangi.

Tidak hanya Langit, terkadang embun juga menemaniku. Embun pandai merayuku dengan sentuhan lembutnya, Embun yang sejuk membuatku berhenti merajuk. Tapi kini ia telah mati jatuh ketanah.

Lalu Angin datang, teman Langit katanya. Dia selalu mengajakku ketempat-tempat yang aku suka, berbagi cerita dan berkelana jauh ke negeri sebrang, hingga membuatku lupa.

Aku senang dengan kehadiran Langit dan Angin, mereka merengkuhku dengan hangat. Hangat seperti Senja. Menyeka air hujan dipipiku sembari berkata 'aku tetap disini'

Tapi aku sadar, aku tak boleh lekas larut. Senja masihlah penantianku, dan perasaan ini terpaksa harus kugariskan ketika Langit dan Angin sama-sama meminta ikatan.

Aku percaya, suatu hari nanti Senja pasti akan pulang.



Apalah apalah sumpah ini menye menye terakhir yang gue upload yag hahaha. Ohiya,  postingan ga jelas ini terinspirasi dari cerita 'beberapa adegan yang tersembunyi dipagi hari' karya Bernard Batubara.

No comments:

Post a Comment