Reuni masa lalu, seakan terngiang dibenakku, wajah yang dulu masih begitu polos tanpa ada coretan kerasnya hidup,
dan wajah yang masih begitu lugu saat kita tertawa bersama diujung kantin, wajah yang masih sangat jahil saat
pelajaran dikelas kosong dan kita bercanda bersama..
Juga wajah yang begitu ingin tahu, apa itu cinta?
Masa masa SMP memang tak seindah masa SMA, masa yang tak tahu apa itu cinta, saat kita bilang pada orang tua kita
"Ma.. aku jatuh cinta sama dia"
Pasti mereka para orang tua menjawab pertanyaan anak lugunya itu dengan senyuman penuh arti
"itu namanya cinta monyet anakku.."
Kenapa?
Kenapa cinta yang diartikan begitu salah? Apa semua anak SMP yang mengalami jatuh cinta harus berakhir dikatakan cinta
monyet? Apakah cinta anak SMP begitu direndahkan dan tak dianggap, sampai sampai dikatakan cinta monyet..
cinta yang tak sesungguhnya, karena masa masa itu kita tak tahu apa itu arti cinta sesungguhnya.
Undangan itu tergeletak manis dimeja belajar kamarku, aku duduk dikasur sambil memandangi undangan yang sedari tadi belum
kubuka, ini undangan reuni SMP, aku begitu takut..
Aku meletakkannya ditempat sampah dan keluar dari kamar menuju kampus.
Ahh, aku tak mau memikirkan undangan itu, aku tak mau lagi bertemu dengannya, karena kurasa aku sudah cukup sakit bertemu
dengannya, namun.. disudut hatiku yang paling dalam, aku ingin bertemu dan melepas rindu padanya, teman masa SMPku, teman?
yah aku kira dia bukan sekedar teman, dia special.. dia takkan terlupakan, namun baginya, aku hanyalah angin lewat dalam
kehidupannya..
Aku terlalu munafik untuk mengakui itu, menyatakan cintaku padanya..
cinta yang aku kira hanya sekedar cinta monyet, tapi entah mengapa bisa bertahan sampai aku duduk dikampus ini.
Mungkin ini lebih dari cinta monyet, tapi ini cinta sejati.
Aku ingin bertemu dengannya, batinku
Aku ingin! batinku lebih kuat sekarang.
***
Hari yang aku tunggu tunggu tiba, aku sengaja membeli tiket kereta api lebih awal dari jadwal reunian yang tertera di undangan,
aku menuju jakarta dengan perasaan campur aduk, antara kangen, rindu, dan.. takut.
Yahh aku takut, takut karena apa?
Aku takut, jika aku bertemu dengannya, dia sudah mempunyai sepasang kekasih, aku tak tau bagaimana jadinya hatiku jika
itu sungguh sungguh terjadi.
Aku berdiri didepan restoran yang dijanjikan direuni tersebut. Hanya berdiri sambil memegang erat undangan tersebut.
Aku kira ini bukan saat yang tepat untuk takut, aku harus berani! Batinku
Namun apa yang aku katakan dalam pikiranku tidak sejalan dengan apa yang dilakukan tubuhku, pikiranku menyuruhku masuk
kedalam restoran, namun tubuhku berjalan menjauhi restoran tersebut. Kemunafikanku yang menang.. Aku berjalan menjauh dan
masuk kedalam mobil.
Didalam mobil aku merobek robek undangan tersebut, membenturkan kepalaku dikaca dan menangis.. Untuk apa aku menangis?
Aku terlalu lemah sebagai wanita..
Mataku tertuju pada seseorang yang aku kenal, jantungku bergemuruh begitu keras,
mataku terbelalak, seketika tanganku menggengga setir dengan kuat sampai terasa basah karna keringatku..
Tak kusangka dia dulu yang kukenal sebagai masa laluku, kini dia ada didepan mataku. Aku segera keluar dari mobil dan
menghampirinya, seketika rasa takutku hilang saat melihatnya. Ingin rasanya aku berlari menghampirinya dan memeluknya dengan erat.
Aku kangen kamu :)
Dia sedang berjalan, menuju restoran dengan tshirt dan jeansnya. Dia tampak sangat berbeda dari 4 tahun yang lalu, aku
memanggil namanya, dia tak menoleh kearahku, aku memanggil namanya lagi, dia mencari cari dimana sumber suara tersebut,
dan ternyata benar itu memang dia!
Aku semakin dekat menghampirinya, namun langkahku terhenti saat sesosok wanita memanggil namanya, lalu dihapirinya sang
wanita tersebut lalu dirangkulnya mesra..
No comments:
Post a Comment